Diabetes tipe 2 adalah kondisi kronis yang mempengaruhi cara tubuh memetabolisme gula (glukosa), yang merupakan sumber energi penting bagi tubuh. Pengelolaan diabetes tipe 2 sering kali melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan. Di Indonesia, Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Ondong Siau berperan penting dalam memberikan informasi dan edukasi mengenai pengobatan diabetes. Artikel ini akan membahas berbagai jenis obat yang digunakan untuk mengatasi diabetes tipe 2, yang dapat membantu pembaca memahami pilihan pengobatan yang tersedia.

1. Metformin

Metformin adalah obat yang paling umum digunakan untuk mengelola diabetes tipe 2. Obat ini bekerja dengan mengurangi produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas insulin di otot, sehingga glukosa dapat digunakan lebih efektif sebagai sumber energi. Metformin biasanya diminum dua kali sehari dan dapat menyebabkan efek samping seperti diare, yang dapat diminimalkan dengan mengonsumsi obat ini bersama makanan.

2. Inhibitor Dipeptidyl Peptidase-4 (DPP-4)

Obat-obatan dalam kelas ini, seperti sitagliptin (Januvia) dan saxagliptin (Onglyza), bekerja dengan meningkatkan kadar hormon yang membantu menurunkan kadar glukosa darah. Mereka tidak menyebabkan penambahan berat badan dan umumnya ditoleransi dengan baik. DPP-4 inhibitor membantu meningkatkan kontrol glukosa tanpa menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah rendah).

3. Agonis Reseptor GLP-1

Obat ini, seperti liraglutide (Victoza) dan dulaglutide (Trulicity), meniru hormon alami dalam tubuh yang membantu mengontrol kadar glukosa. Mereka dapat menurunkan berat badan dan beberapa di antaranya juga terbukti mengurangi risiko penyakit jantung. Kebanyakan obat dalam kelas ini diberikan melalui injeksi.

4. Inhibitor Sodium-Glucose Cotransporter 2 (SGLT2)

Obat-obatan seperti dapagliflozin (Farxiga) dan empagliflozin (Jardiance) bekerja dengan mencegah reabsorpsi glukosa di ginjal, sehingga lebih banyak glukosa diekskresikan melalui urin. Selain membantu mengontrol kadar glukosa, obat ini juga dapat membantu menurunkan berat badan dan tekanan darah.

5. Sulfonilurea

Obat-obatan ini, termasuk glimepiride (Amaryl) dan glipizide (Glucotrol), merangsang pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Mereka efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah tetapi dapat menyebabkan penambahan berat badan dan hipoglikemia.

6. Thiazolidinediones (TZDs)

Obat seperti pioglitazone (Actos) membantu insulin bekerja lebih baik di otot dan lemak serta mengurangi produksi glukosa di hati. Meskipun efektif, obat ini dapat meningkatkan risiko gagal jantung dan menyebabkan retensi cairan.

Pengelolaan diabetes tipe 2 memerlukan pendekatan yang terintegrasi, termasuk perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan yang tepat. PAFI Ondong Siau dan organisasi serupa berperan penting dalam memberikan edukasi dan dukungan kepada pasien diabetes. Penting bagi pasien untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk menentukan kombinasi obat yang paling sesuai dengan kebutuhan individu mereka. Dengan pengelolaan yang tepat, pasien diabetes tipe 2 dapat mencapai kontrol glukosa yang baik dan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.